Motif batik semen rante adalah salah satu bentuk motif batik klasik dari Solo. Motif batik semen rante berasal dari kata semen yang artinya 'semai' dan rante yang berarti 'rante' atau 'rantai'.Batik semen rante memiliki bentuk yang rumit berupa penggambaran kenampakan alam, sayap burung, dan bangunan candi yang saling terikat satu sama lain. Motif batik semen rante biasa dikenakan pada saat upacara lamaran oleh pihak mempelai wanita.Motif batik semen rante sering dimaknai sebagai bentuk persetujuan pasangan untuk saling terikat dalam sebuah ikatan perkawinan.
Motif batik sawat berbentuk burung garuda yang sedang mengepakkan sayap dan mengembangkan ekornya.Motif sawat mengandung makna mikrokosmos, yakni berupa eksistensi manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Batik sawat juga menggambarkan bahwa kehidupan manusia tak lepas dari angin, hujan, dan badai yang harus dilalui dengan tabah.Motif batik sawat dulunya merupakan motif sakral yang hanya bisa dikenakan oleh raja atau pemimpin keraton. Saat ini batik motif sawat juga masih eksklusif dan dijual dengan harga yang relatif mahal di pasaran.
Batik slobog memiliki bentuk kotak-kotak yang dipisahkan dengan dua garis miring sehingga membentuk pola-pola segitiga. Ari Wulandari dalam Batik Nusantara (2022) menyebut, bahwa kata slobog berasal dari kata lobok atau longgar.Dilihat dari segi makna filosfisnya, motif slobog menggambarkan kehidupan manusia dari dalam kandungan hingga kembali ke Tuhan.Maka itu, penggunaan batik slobog erat kaitannya dengan momen duka cita, seperti saat melayat melayat atau menghadiri upacara pemakaman seseorang.
Motif batik sidomukti memiliki bentuk rumit yang terdiri dari 4 motif utama dan motif tambahan.Menurut Kristianti Putri dan R.M Soedarsono dalam artikelnya di jurnal LAKSMI Volume 5 (2008), motif utama batik sidomukti terdiri dari pohon hayat, sayap tunggal garuda, bangunan (candi), dan binatang (kupu-kupu).Sementara itu, motif tambahan atau motif pengisi terdiri dari motif sawah berbentuk bujur sangkar atau persegi dan isen-isen ukel. Mengingat motifnya yang begitu rumit, kain batik sidomukti lebih sering digunakan untuk acara-acara penting saja.Motif batik sidomukti berasal dari kata 'sido' yang artinya terus menerus, serta 'mukti' yang artinya hidup berkecukupan dan bahagia. Makna filosofi motif batik sidomukti melambangkan kesejahteraan dan kemuliaan.
Batik keraton merupakan wastra batik yang menggunakan pola tradisional yang berkembang di keraton-keraton yang berada di pulau Jawa. Ragam corak batik tulis dengan perpaduan yang mengagumkan antara seni, pandangan hidup, adat, dan kepribadian lingkungan kraton yang melahirkannya. Batik Keraton ini pada awalnya dibuat hanya oleh para putri raja dan abdi dalemnya saja, serta hanya diperuntukkan keluarga raja saja. Selanjutnya berkembang menjadi industri yang dikelola oleh para saudagar dan mulai berkembang di luar Kraton dalam bentuk batik Sudagaran dan Batik Pedesaan. Batik Keraton berasal dari Kasultanan Jogjakarta, Kasunanan Surakarta, Pura Mangkunegaran juga Pura Pakualaman. Perbedaan utama dari keempat Batik Kraton terletak pada bentuk, ukuran, patra dan nuansa warna soga (coklat).
Batik Pekalongan mengalami perkembangan yang terlihat dengan motif-motifnya yang bebas dan juga tidak kaku. Pembuat batik ini membuat batik yang sesuai dengan permintaan konsumen dan juga perkembangan jaman. Batik pribumi di pekalongan tidak lagi mengacu pada batik Solo ataupun Yogyakarta yang sangat menunjukkan kesan 25 kratonnya. Warna yang cerah dan juga banyak warna dalam satu kain membuat batik Pekalongan ini banyak diminati oleh para penyuka batik ataupun juga pembeli batik. Sama seperti batik lainnya, batik Pekalongan juga mempunyai tiga jenis pilihan batik, yaitu batik tulis, cap dan juga printing.Batik tulis merupakan batik yang dibuat oleh pembatik menggunakan canting yang lama pengerjaannya bisa sampai satu bulan untuk satu kainnya. Sesuai dengan proses pembuatannya, batik tulis memiliki harga jual yang agak tinggi dipasaran. Namun kain batik ini memiliki nilai tersendiri karena motif batik yang dibuat akan tidak sama jika dibuat ulang. Sedangkan untuk batik cap lebih bisa banyak diproduksi dibandingkan dengan batik tulis. Pengerjaannya bisa diselesaikan dalam 1-3 minggu. Dan printing adalah batik yang diproduksi dengan menyablon atau dengan menggunakan mesin printing dan juga penggerjaannya lebih cepat diabndingkan dengan batik cap atapun batik tulis.